Di Kabupaten Wonosobo dari informasi yang ada untuk tahun 2009 dari 264 desa dan kelurahan, hanya ada 58 perpustakaan desa dan kelurahan, salah satu perpustakaan desa dan kelurahan yang ada adalah Perpustakaan "Al - Madani " Desa Blederan Kecamatan Mojotengah yang didirikan pada tanggal 1 April 2008 yang menempati salah satu ruang di komplek Kantor Desa Blederan. Dengan berdirinya Perpustakaan " Al - Madani " dapat dijadikan wadah warga masyarakat untuk menyalurkan minat bakat dalam rangka pengembangan potensi yang ada. Tahun 2008 dan tahun 2009 Perpustakaan " Al - Madani " meraih juara II dan Juara III lomba perpustakaan desa tingkat Kabupaten Wonosobo, hasil yang dapat diraih tidak terlepas dari upaya dan kerja sama pengelola dengan dukungan Pemerintahan Desa Blederan.
Sejalan dengan perkembangan jaman dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, dimana tuntutan kehidupan yang semakain komplek, sebagai warga masyarakat dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan jaman tersebut. Adapun tuntutan jaman tersebut antara lain masyarakat dituntut mampu meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki untuk ikut berperan secara aktif dalam pembangunan dan peningkatan Sumber Daya Manusia yang ada baik untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut perpustakaan merupakan salah satu alternatif sebagai sarana untuk penggalian dan pengembangan potensi yang ada pada masyarakat. Keberadaan perpustakaan desa sangatlah penting, sebagai salah satu sarana yang amat efektif dan efisien bagi warga masyarakat desa untuk mendapatkan informasi dan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat membutuhkan sarana dan sumber belajar, bukan saja untuk meningkatkan pengetahuan akan tetapi juga untuk meningkatkan mutu kehidupan. Melalui kegiatan membaca dan pengembangan minat bakat, perpustakaan sebagai sarana untuk menyediakan bahan pembelajaran yang dibutuhkan masyarakat, diharapkan akan melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan terciptanya sumber daya manusia yang trampil, handal dan berkreatif serta berkepribadian Indonesia.
Dari 58 perpustakaan desa dan kelurahan yang ada belum didukung dengan administrasi yang memadai, ruang baca yang layak dan persediaan buku yang masih seadanya. Tapi kita tidak boleh pesimis dengan kondisi tersebut, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonosobo mencoba mengurai keterpurukan ini dengan mengambil peran dalam mengembangkan perpustakaan di desa-desa diarahkan dan dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga perpustakaan desa dapat menjadi daya tarik tersendiri dan warga masyarakat dapat mengapresiasikan minat dan bakatnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Apabila kita ingin memajukan masyarakat lewat membaca maka basisnya adalah desa, terutama di era otonomi daerah saat ini. Pendirian perpustakaan di daerah pedesaan dapat dijadikan solusi untuk menjawab tantangan kehidupan yang ada. Dengan membaca, masyarakat akan bertambah wawasannya untuk mengikuti perkembangan jaman yang ada. Upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan pemenuhan bahan bacaan sudah seharusnya menjadi agenda utama dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa selain usaha-usaha pemerintah lewat dunia pendidikan. Tanpa campur tangan dari pihak pemerintah, maka upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan pemenuhan bahan bacaan akan berjalan tersendat-sendat.

Upaya-upaya yang perlu dilakukan agar perpustakaan desa lebih dikenal masyarakat, pengelola dan tentunya dibantu perangkat desa dan lembaga desa harus terjun langsung di tengah-tengah masyarakat untuk mengenalkan dan mempromosikan keberadaan perpustakaan, koleksi buku-buku yang ada dan sarana perlengkapan yang lain yang ada di perpustakaan. Pengenalan perpustakaan dapat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan selapanan lembaga desa dan pertemuan-pertemuan masyarakat lainnya.
Menumbuhkembangkan minat baca masyarakat yang berada di desa perlu diwujudkan dalam bentuk gerakan nasional yang terencana dan terstruktur secara baik dan terus menerus yang tentunya membutuhkan kepedulian semua pihak, baik pemerintah dan juga masyarakat. Tanpa dukungan dari semua pihak, maka harapan kita untuk membudayakan gemar membaca di masyarakat pedesaan hanya akan menjadi bahan perenungan semata.